PANDANGAN ISLAM TERHADAP VALENTINE DAY


Bagi Yang beragama Islam ada beberapa hal yang patut di renungkan

·        Salah dalam memaknai cinta/kasih sayang
Perayaan Valentine ia merupakan perayaan kasih sayang, walaupun dalam perayaan ini mendapatkan pasangan setia saat itu, sungguh dia bukan pasangan anda sejati, apalagi nanti di akhirat (mungkin juga di dunia) anda dan dia akan saling bermusuhan, karena pasangan yang sejati adalah pasangan yang bertakwa dan orang –orang bertakwa tidak akan mau menghadiri perayaan semacam itu.
Allah taala berfirman:
 الأَخِلاَّءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ المُتَّقِيْنَ
 "Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa". (Q.S. Az Zukhruf :67)
Untuk muslim dan muslimat, Allah tidak melarang  untuk berteman dengan orang diluar islam, akan tetapi Allah melarang menaruh rasa cinta terhadap mereka dan lebih parah lagi jika anda mengungkapkannya dalam bentuk berkirim kartu atau hadiah lewat perayaan mereka. Allah taala berfirman:
 لاَ تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَآدُّوْنَ مَنْ حَآدَّ اللهَ وَرَسُوْلَهُ وَلَوْ كَانُوْا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيْرَتَهُمْ
"Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, orang yang saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. (Q.S. Al Mujadilah : 22 ).
Cinta dalam islam merupakan salah satu pilar penting dalam beribadah, ibadah yang tidak didasari rasa cinta akan terasa hampa.
Sedangkan ungkapan cinta kepada sesama muslim harus didasari cinta kepada Allah yang dapat dipupuk dengan hal-hal berikut:
a. Mengucapkan assalamu'alaikum saat bertemu atau masuk rumah, sabda Nabi saw. :
Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai, maukah aku tunjukkan kalian tentang suatu hal jika kalian melakukannya, kalian akan saling mencintai, tebarkan salam di antara kalian”. HR. Muslim.
b. Saling mengunjungi, sabda Nabi:
Seorang lelaki menziarahi saudaranya di kampung lain, lalu Allah mengutus seorang malaikat mengawasi perjalanannya, tatkala ia sampai di kampung tersebut, malaikat berkata : “Mau kemanakah engkau?”, ia berkata : “Aku ingin mendatangi saudaraku di kampung ini”, malaikat berkata : “Apakah engkau mengunjunginya karena ingin mendapatkan manfaat duniawi?”, ia berkata : “Tidak, hanya karena aku mencintainya karena Allah”, malaikat berkata : “Sungguh aku adalah utusan Allah kepadamu bahwasanya Allah telah mencintaimu seperti engkau mencintai si fulan karena-Nya”. HR. Muslim.
c. Ungkapkan rasa cinta anda kepadanya dengan ucapan: " Aku mencintaimu karena Allah" dan yang diberi ucapan harus menjawab," semoga Allah mencintaimu".
Sabda Nabi:
Ada seorang lelaki di sisi Nabi shallallahu `alaihi wasallam, lalu seorang lelaki lewat maka yang di sisi Nabi berkata: “Wahai Rasulullah, sungguh aku mencintai orang ini”, Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda kepadanya: “Apakah engkau telah memberitahukannya?”, ia berkata : “Tidak”, ia bersabda : “Beritahu dia”, lalu ia menyusul orang tersebut dan berkata : “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah”, lalu ia menjawab : “Semoga Zat yang menyebabkan engkau mencintaiku karena-Nya mencintaimu”. HR Abu Daud
Doa sya'ir cinta yang pernah dilantunkan oleh Nabi Daud dan Nabi Muhammad shallallahu `alaihim wasallam :
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَالْعَمَلَ الَّذِيْ يُبَلِّغُنِيْ إِلىَ حُبِّكَ اَللَّهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِيْ وَأَهْلِيْ وَمِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ
(Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu untuk mencintai-Mu dan mencintai orang yang mencintai-Mu, dan amalan yang menyampaikan kepada cinta-Mu, ya Allah, jadikanlah mencintai-Mu lebih kucintai daripada diriku, keluargaku, dan air yang sejuk)”. HR. Tarmizi.
·        Merupakan perayaan pemujaan terhadap dewa
Riwayat Anas bin Malik RA,:
قَدِمَ رَسُو لُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم المَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا، فَقَالَ: مَاهَذٰانِ الْيَوْمَانِ؟ قَالُوا: كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِى الْجَاهِلِيَّةِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنهُمَا: يَوْمَ اْلأَضْحَى وَيَوْمُ الْفِطْرِ
‘Ketika Rasulullah SAW memasuki Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya yang meriahkan dengan permainan-permainan.
Melihat hal itu, Rasulullah SAW bertanya: “Ada apa dengan dua hari ini?
Mereka menjawab: “Kami biasa bermain-main pada kedua hari raya itu pada zaman jahiliyah.”
Lalu Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menggantinya dengan hari raya yang lebih baik untuk kamu, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri. ( HR. Abu Duad, menurut syarat Muslim).”

Firman Allah SWT
قُلْ يٰآيُّهَا الْكٰفِرُونَ ۝ لآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُون ۝ وَلآَ اَنتُمْ عٰبِدُونَ مَآ اَعْبُدُ ۝ وَلآ اَنَاْ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ۝ وَلآ اَنتُمْ عٰبِدُونَ مَآ اَعْبُدُ ۝ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ۝
“Katakanlah; Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu juga tidak akan menyembah apa yang aku sembah. Dan aku tidak akan menyembah sebagaimana caramu menyembah. Kamu juga tidak menyembah sebagaimana caraku menyembah. Bagi kamu agamamu sendiri dan bagiku agamaku sendiri.” ( Al-Kafirun; 1-6).
Diterangkan dalam sebab turunnya surat bahwa beberapa pemimpin terkemuka bangsa Quraisy, di antaranyya Al Walid bin Al Mughirah, Al Aash bin Waa’id. Mereka datang kepada Nabi SAW dan berkata: Ya Muhammad marilah anda mengikuti agama kami dan menyembah tuhan kami setahun, kemudian kami juga akan mengikuti agamamu dan menyembah Tuhanmu setahun, supaya jika agamamu yang baik, kami pun telah mendapat bagian daripadanya, dan bila agama kami yang baik, kau pun telah mendapat bagian daripadanya. Jawab Nabi SAW : “Saya berlindung kepada Allah jangan sampai mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun selain-Nya. Kemudian Allah menurunkan surat ini, maka pergilah Rasulullah SAW ke Masjidil Haram tempat berkumpulnya semua pemimpin bangsa Quraisy, dan berdiri di tengah-tengah mereka untuk membacakan surat ini selengkapnya kepada mereka.
Bedakan diri kalian dari orang-orang Musyrik. HR. Bukhari-Muslim
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, ia akan termasuk golongan mereka. HR. Ahmad
·        Merupakan perayaan yang diiringi perbuatan zina
Allah SWT berfirman tentang zina, bahwa perbuatan itu bukan hanya dilarang, bahkan sekedar mendekatinya pun diharamkan.
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS Al-Isra’: 32)
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “Katakanlah (wahai nabi), kepada laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka.” (An-Nur: 30-31)
لأَنْ يَطْعَنَ فيِ رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ
“Seorang ditusuk kepalanya dengan jarum dari besi adalah lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabarani, no. 16880, 16881)
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ
“Tidaklah seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita kecuali yang ketiganya adalah setan.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
Dan janganlah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung-jawaban-nya." (QS. 17:36)

www.assalafy2.wordpress.com

www.islamhouse.com

dirangkum oleh Ngatemin Rosok
Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Catatan Terbuang - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger