Keuntungan Jokowi Dibalik Bocornya Kunci Jawaban UAN


Entah disengaja atau tidak, Ujian Nasional SMA sederajat tahun 2014 ini seakan-akan merupakan sesuatu yang luar biasa, walaupun hampir setiap tahun selalu ada peristiwa yang sama. Jika tahun kemarin peredaran kunci jawaban masih sembunyi-sembunyi, yang mengherankan pada tahun ini kenapa seakan-akan terlihat sangat terbuka dan sangat mudah dan murah untuk mendapatkannya? Luarbiasanya Ujian Nasional 2014 ini karena waktu pelaksanaannya berdekatan dengan Pemilu Legislatif dan Persiapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Sesuatu hal sekecil apapun jika sudah bersinggungan dengan masalah politik, hal yang kecil bisa menjadi besar dan demikian juga sebaliknya. Katakanlah Cerita tentang Jokowi yang tertulis di dua Mata Pelajaran, secara hukum hal tersebut tidak menjadi masalah, karena cerita kesuksesan bisa siapa saja. Tidak bisa disalahkan jika tulisan tersebut harus ada di soal Ujian Nasional, dengan alasan soal dibuat sebelum Jokowi dicalonkan sebagai Presiden. 
Bahasa politik selalu berdasar pada hukum tertulis, akan tetapi masyarakat  juga memiliki hukum sendiri yang disebut etika. Selain itu kebocoran soal yang semakin tahun semakin parah inilah dapat dijadikan salah satu tolok ukur keberhasilan pemerintah yang berkuasa, dan masyarakat (awam) akan menilai pemerintah telah gagal. Kegagalan pemerintah sedikit banyak akan berpengaruh pada pola pikir masyarakat untuk membandingkan antara sistem pemerintahan yang lama dan yang baru, sehingga perang slogan mulai terlihat. Ambil contoh saja "Sik Penak Jamanku tooo??" lantas dijawab "Ora iso, yo penak jamanku mbesuk!!"
Jika pemerintah dinilai gagal akan menyebabkan turunnya dukungan terhadap parpol penguasa (dalam hal ini Demokrat), apalagi ditambah pelaksanaan Ujian Nasional yang carut-marut. Hal inilah yang sangat menguntungkan partai oposisi (PDIP) terlepas dari pencitraan yang sudah dirintis dalam kurun waktu belakangan ini. 
Masuknya Jokowi pada materi Ujian Nasional dan Bocornya kunci jawaban bagaikan gayung bersambut yang siap mengantarkan sang kandidat menuju kursi RI 1. S e a n d a i n y a  nanti bisa mencapai kesuksesan untuk meraihnya, masih ada partai oposisi babak berikutnya yang siap meluncurkan slogan "Sik Penak Jamanku" jika sang "Kandidat" gagal seperti yang sudah-sudah. 
Akankah pola lama yang akan menjadi keparcayaan masyarakat, kita tunggu parodi berikutnya...
 

Kebohongan Itu Bernama Ujian Nasional

Dalam pelaksanaan ujian nasional 2014 ini seluruh peserta ujian diharuskan menulis di lembar jawabannya : Saya mengerjakan ujian nasional dengan jujur. Hari ini adalah hari pertama ujian nasional untuk tingkat SMA/SMK/MA/PAKET C, Semua peserta ujian sudah pasti menuliskan tulisan tersebut sebagai pengakuan atas kejujurannya. Namun apakah demikian kenyataannya?

Saya hanya ingin berbagi cerita pengalaman saya sebagai pemungut sampah. Dan yang selalu menjadi pertanyaan saya kenapa setiap ujian nasional saya selalu menemukan lipatan-lipatan kecil yang kalau tidak salah merupakan kunci jawaban sebuah soal, yang saya pungut bersama sampah-sampah lain? Apakah lipatan itu berkaitan dengan Ujian Nasional?. Saya mencoba menanyakan pada tetangga saya yang seorang Guru, dan ketika di cek dengan soal ujian nasional dengan kode-kode tertentu yang ada pada tulisan tersebut terdapat sekian banyak kode dan sekian banyak alternatif jawaban, dan ketika dicocokkan salah satu soal pada salah satu kode dan jawabannya, hasilnya diakui diatas 90% benar, karena ada beberapa nomor yang sengaja di kosongkan untuk menghindari nilai 100. Hal Ini terjadi setahun yang lalu.

Hari ini saya juga menemukan sesuatu yang mirip. Jika tahun lalu pembagian kunci jawaban tidak terlihat secara mencolok, hari ini saya melihat beberapa siswa bergerombol di sudut sekolah ketika bel ujian sudah dibunyikan. Ada sekian banyak siswa yang masuk ruang ujian terlambat seperempat jam sampai 45 menit dan terjadi tidak di satu sekolah saja, padahal ketika Try Out siswa hampir tidak ada yang terlambat. Tapi sebagai tukang rosok yang hanya melihat dari luar pagar, saya tidak bisa untuk menyimpulkan bahwa anak-anak itu sedang bagi-bagi kunci jawaban. Mungkin mereka sedang berdoa bersama agar lancar mengerjakan ujian, sampai tidak dengar bunyi bel masuk.

Dalam pelaksanaan ujian nasional 2014 ini seluruh peserta ujian diharuskan menulis di lembar jawabannya : Saya mengerjakan ujian nasional dengan jujur. Hari ini adalah hari pertama ujian nasional untuk tingkat SMA/SMK/MA/PAKET C, Semua peserta ujian sudah pasti menuliskan tulisan tersebut sebagai pengakuan atas kejujurannya. Namun apakah demikian kenyataannya?

Saya hanya ingin berbagi cerita pengalaman saya sebagai pemungut sampah. Dan yang selalu menjadi pertanyaan saya kenapa setiap ujian nasional saya selalu menemukan lipatan-lipatan kecil yang kalau tidak salah merupakan kunci jawaban sebuah soal, yang saya pungut bersama sampah-sampah lain? Apakah lipatan itu berkaitan dengan Ujian Nasional?.

Saya mencoba menanyakan pada tetangga saya yang seorang Guru, dan ketika di cek dengan soal ujian nasional dengan kode-kode tertentu yang ada pada tulisan tersebut terdapat sekian banyak kode dan sekian banyak alternatif jawaban, dan ketika dicocokkan salah satu soal pada salah satu kode dan jawabannya, hasilnya diakui diatas 90% benar, karena ada beberapa nomor yang sengaja di kosongkan untuk menghindari nilai 100. Hal Ini terjadi setahun yang lalu. Hari ini saya juga menemukan sesuatu yang mirip. Jika tahun lalu pembagian kunci jawaban tidak terlihat secara mencolok, hari ini saya melihat beberapa siswa bergerombol di sudut sekolah ketika bel ujian sudah dibunyikan. Ada sekian banyak siswa yang masuk ruang ujian terlambat seperempat jam sampai 45 menit dan terjadi tidak di satu sekolah saja, padahal ketika Try Out siswa hampir tidak ada yang terlambat. Tapi sebagai tukang rosok yang hanya melihat dari luar pagar, saya tidak bisa untuk menyimpulkan bahwa anak-anak itu sedang bagi-bagi kunci jawaban. Mungkin mereka sedang berdoa bersama agar lancar mengerjakan ujian, sampai tidak dengar bunyi bel masuk
 
Sumber gambar http://ahmadalidprri.com/

Lain dari itu, untuk curang dalam pelaksanaan Ujian Nasional sebenarnya sangat bisa dan mungkin, hanya kembali pada moralitas siswa, guru, panitia, kepala sekolah, tim BNSP, dinas pendidikan, pemerintah daerah yang bersangkutan. Ambil beberapa contoh kecurangan yang ada misalnya: Guru mata pelajaran mengerjakan soal setelah soal datang di sekolah jam 5 pagi. (Biasanya dilakukan oleh sekolah yang mutu pembelajarannya dibawah standart, ini merupakan teknik lama) Siswa mencari penjual kunci jawaban dengan membayar sejumlah uang dan menyebarkan ke teman-temannya (metode yang umum, lebih modern) Jika kecurangan tersebut ketahuan oleh pengawas ruang atau tim Independen akan bermuara pada kepala sekolah penyelenggara, masuk laporan dinas pendidikan kabupaten/kota, nah disinilah akan berperan pemerintah daerah setempat untuk menindaklanjuti permasalahan atau berhenti sampai disitu dan cukup diselesaikan secara intern. Kecurangan satu ruang ujian akan dianggap sebagai kecurangan satu rayon dan jika tidak di selesaikan secara intern dianggap ujian nasional gagal, segala cara akan di tempuh dengan lobi lobi seperti yang terjadi di gedung dewan.....

Ketakutan siswa terhadap ujian nasional sebenarnya tidak perlu terjadi, ambil contoh tetangga saya tadi. Sebenarnya untuk dapat lulus siswa SMA sederajat cukup mengerjakan 10 nomor soal dengan benar sudah di pastikan lulus walaupun nilai UAN hanya 20, karena masih ada nilai sekolah. Nah disini sekolah yang tidak ingin siswanya tidak lulus sudah di atur sedemikian rupa berkaitan dengan nilai sekolahnya sejak dia kelas 10, sehingga ketika di kalkulasi dengan nilai ujian nasional yang hanya 20, dia masih dapat nilai minimal 4,00. Dengan asumsi selama siswa bisa mengisi identitas siswa dapat dipastikan lulus, karena untuk benar 10 nomor sangat mungkin di penuhi oleh siswa, jika benar-benar tidak mampu cukup menjawab satu option saja (dijawab A misalnya) sebanyak 50 nomor siswa diperkirakan benar 10. Nah kecurangan semacam ini lah yang aman, akan tetapi tidak banyak siswa yang tahu, sehingga rela menempuh kecurangan sendiri.

Jika ada yang mengatakan tidak hanya Ujian Nasional penentu kelulusan siswa, karena masih ada ujian sekolah, merupakan kebohongan belaka, karena sampai saat ini belum ada siswa yang lulus ujian nasional dan ujian sekolah tidak lulus. Tidak ada sekolah yang berani bunuh diri dengan tidak meluluskan siswanya dengan nilai ujian sekolah yang di bawah standart. Belum di tingkat struktural, Kepala dinas pendidikan kabupaten/kota yang di daerahnya ada siswa yang tidak lulus akan di anggap gagal dalam melaksanakan tugasnya oleh dinas pendidikan provinsi, demikian juga selanjutnya. Dengan demikian sekolah akan mendapat tekanan untuk dapat meluluskan siswanya bagaimanapun caranya.

Jika muara dari sistem pembelajaran di sekolah adalah Ujian Nasional, kebohongan-kebohongan di dunia pendidikan akankah masih dipertahankan demi menyelamatkan siswa dari ancaman Tidak Lulus?.. Belum lagi ketika nilai ujian nasional tinggi entah didapat dari kejujurannya sendiri atau tidak bisa menjamin masuk PT yang didambakan?.. Kekhawatiran saya adalah ketika siswa dengan nilai tinggi (dari hasil curang) masuk perguruan tinggi negeri ternama, bisakah nanti dia keluar dengan membawa Ijazah, ataukah predikat DO yang harus di bawa?..

Lebih jauh lagi ketika nanti di kemudian hari menjadi pemimpin bangsa, menjadi wakil rakyat, menjadi tokoh masyarakat, atau figur yang diidolakan, masihkah budaya curang tetap meraka pertahankan?

Semoga Kejujuran tidak hanya menjadi slogan belaka, masih banyak siswa yang mengerjakan soal dengan kejujuran mereka walaupun berjalan diatas sistem yang kejujurannya patut dipertanyakan...
 

Misteri Hilangnya Malaysia Airlines MH370 karena ditembak Amerika?


Seorang ilmuwan di bidang radiasi dan ahli energi, Leuren Moret sekaligus saksi ahli di pengadilan internasional Tokyo akibat kejahatan perang di Afghanistan, dan juga sebagai saksi ahli pada HAARP & saksi ahli untuk perang melawan lingkungan hidup mengungkapkan bahwa hilangnya Malaysia Airlines MH370 dari 8 Maret 2014 itu di tembak oleh angkatan laut Amerika dengan senjata rahasia Amerika yang super canggih, dan bangkainya tidak akan dapat di ketemukan. 

Akan tetapi pihak Media Amerika dan Malaysia terus menerus memberi disinformasi sebagai pengalihan untuk menutupi operasi rahasia tersebut.
Indikasi motif di balikperistiwa itu :
  • Hal ini merupakan respon kepada Rusia atas uji coba senjata sistem rudal Topol oleh angkatan bersenjata Rusia sebagai bagian dari dinamis strategis yang disebabkan oleh konfrontasi sekitar Crimea dan Ukraina. Pada 6 Maret 2014, Untuk menunjukan kepada Rusia bahwa senjata mereka benar-benar canggih.
  • Merupakan balas dendam kepada Malaysia, Malaysia secara tidak langsung pernah membuat kesalahan kepada amerika,Israel dan Inggris. Karena George W. Bush dan Tony Blair dinyatakan bersalah atas “kejahatan terhadap perdamaian”. Hal itu diputuskan oleh Pengadilan Kejahatan Perang Kuala Lumpur. Pengadilan Malaysia itu menyatakan, kedua mantan pemimpin itu telah merencanakan, menyiapkan dan menginvasi Irak pada 19 Maret 2003 lalu sebagai pelanggaran Piagam PBB dan hukum internasional.”Dakwaan itu terbukti tanpa keraguan. Terdakwa dinyatakan bersalah,(23/11/2011). Ketika saat itu Mahatir Muhammad masih menjabat sebagai perdana menteri, 
  • Ada 20 penumpang yang merupakan karyawan dari perusahaan Freescale Semiconductor, sebuah perusahaan yang memproduksi dan merancang perangkat keras tempelan (embedded hardware), dengan 17 miliar cip semikonduktor yang digunakan di seluruh dunia. Perusahaan ini termasuk perusahaan semikondutor pertama di dunia sejak tahun 1948. Perusahaan Freescale Semiconductor, Inc. berfokus pada pasar otomotif, konsumen, industri, dan jaringan dengan portofolio produknya yang mencakup mikroprosesor, mikrokontroler, prosesor sinyal digital, kontroler sinyal digital, sensor, IC daya RF dan IC pengatur daya.
Dari total 20 karyawan, terdapat 12 pegawai dari Malaysia dan 8 dari China dan merupakan pegawai andalan perusahaan. Dua puluh orang ilmuwan Semiconductor yang sedang terlibat dalam penelitian super cangih dalam teknologi listrik yang beberapa hasilnya dapat di implementasikannya dan digunakan untuk tujuan pertahanan , dan persenjataan elektronik yang dapat menyembunyikan pesawat. 

Misalnya, kesaksian intelijen AS yang menjelaskan kepada The Daily Beast oleh pejabat intelijennya dan juga para mantan pegawainya, menyimpulkan setiap serangan Israel terhadap Iran akan jauh melampaui serangan udara pesawat tempur, dan kemungkinan akan menyebarkan Electronic Warfare terhadap jaringan Iran yang meliputi listrik, internet, jaringan ponsel dan frekuensi darurat untuk petugas pemadam kebakaran dan polisi.

“Sebagai contoh, Israel telah mengembangkan senjata yang mampu meniru sinyal ponsel yang dapat memerintahkan jaringan itu untuk “tidur” secara efektif dan akan menghentikan transmisi,” ujar pejabat intelijen mengkonfirmasi. “Israel juga memiliki jammers yang mampu menciptakan gangguan dalam frekuensi darurat di Iran saat responden pertama,” terangnya.

Pada tahun 2007 lalu, militer Suriah juga pernah merasakan alat peperangan (warfare) ini, ketika radar pertahanan udara negara itu awalnya dibuat ‘buta’ lalu akhirnya baru dapat mendeteksi pesawat-pesawat Israel. Pada awalnya radar akan menimbulkan kesan bahwa tidak ada jet tempur di langit dan dalam sekejap, tiba-tiba pada radar terlihat langit dipenuhi dengan ratusan pesawat tempur, ” tambah intelijen itu.
“Tahun 2013 lalu, diumumkan juga bahwa teknologi siluman atau stealth yang terbaru membuat pesawat dapat tak terlihat. Dan tak hanya hilang di radar, tapi juga tersembunyi atau tak tampak alias hilang jika dilihat oleh mata manusia juga – “seperti Jubah Gaib (invisibility cloak) di film Hollywood sci-fi thriller,”

Yang menarik adalah, Empat hari setelah penerbangan MH370 hilang, hak paten untuk penemuan itu telah di setujui. Hak paten itu akan di bagi rata antara penemunya dan perusahaan, yang menemukan penemuan itu adalah empat warga China yaitu, Peidong Wang-Suzhou , Zhijun Chen-Suzhou , China Zhihong Cheng-Suzhou, China Li Ying-Suzhou , Jika 4 dari pemegang Paten mati , maka Pemegang Paten yang tersisa mendapat 100 % hak itu , Pemegang Paten yang tersisa adalah Freescale Semiconductor. Pemegang paten dapat mengubah hasil secara hukum dengan melewati kekayaan untuk ahli warisnya.  

Jadi kalau keempat penumpang itu bener-benar meninggal maka apa yang di temukan itu akan bisa di pakai oleh amerika dan amerikalah yang mempunyai hak untuk itu demngan perusahaan yang ada di negaranya Freescale Semiconductor

sumber : Kompasiana
 

Musim Kampanye, Cuti dan Balas Jasa


Jika semua memiliki alasan dan tanggung jawab terhadap asal muasal mereka menjadi pejabat begini jadinya, semua ramai-ramai mengajukan cuti. Tidak ada larangan dalam melaksanakan cuti selagi masih sesuai dengan aturan yang berlaku. Akan tetapi jika pelaksanaannya bersamaan menjadi terkesan latah dan ikut-ikutan trend. Semua ingin membela partainya masing-masing, demi mengangkat citra sekelompok orang dengan sedikit melupakan apa yang disebut tanggungjawab. Bukan sebuah tanggungjawab terhadap negara sesaat saja yang harus dikedepankan, sebuah tanggungjawab terhadap masa depan bangsa seharusnya lebih diutamakan tidak hanya mementingkan sebuah pemenangan dalam Pemilu. 

Jika masyarakat hanya terpaku pada sosok tokoh dari partai tertentu, lantas bagaimana dengan kader penerusnya. Mempersiapkan generasi penerus yang sesuai dengan konsep pemikiran bersama demi bangsa dan negara apa tidak jauh lebih penting?. Pengkultusan terhadap satu tokoh seakan-akan menjadi budaya di negeri ini, sehingga jika tokoh yang di kultuskan menjabat di pemerintahan mau tidak mau memaksakan diri berkampanye demi segolongan orang yang telah berjasa mengantarkan dia pada posisi di pemerintahan itu. Karena jika tidak demikian akan di katakan kurang merakyat, tidak dekat dengan masyarakat, atau apalah.... Lho kenapa kok harus sekarang jika mau dekat dengan rakyat, kenapa tidak dari dulu-dulu?.. Apakah mereka terlalu banyak makan makanan yang serba instan sehingga memiliki pemikiran dan tindakan yang serba instan?..

Apakah mendampingi kader penerus memang menjadi tugas kader yang sudah mapan demi terangkatnya kader yang belum mapan? Kalau memang ya mengapa tidak disiapkan sedini mungkin, kalau tidak kenapa kok berjamaah? Ataukah masyarakat sendiri yang kurang peka sehingga dengan pencitraan sesaat membuat terbuai dengan kharisma tokoh yang bersedia "turun jalan" yang toh pada akhirnya mereka akan kembali menduduki tahtanya untuk mempersiapkan serangkaian permainan yang menghibur sampai tiba saatnya beberapa tahun lagi untuk mengulang hal yang sama oleh dirinya sendiri atau orang yang menggantikannya sama persis seperti pertunjukan yang sudah sudah. Selamat melaksanakan cuti bersama.... 

sumber gambar : Harian KOMPAS artikel Klik Disini
 

ANTARA KAMPANYE DAN STAND UP COMEDY

Orang sengsara tak jarang selalu menjadi obyek bagi mereka yang ingin memperoleh suara pada Pemilu untuk menarik simpati masyarakat agar terpilih menjadi wakil rakyat, Akan tetapi jika sudah menjadi wakil rakyat yang sengsara ya tetap sengsara. Rakyat tentunya semakin hari semakin tahu atas apa yang sudah di janjikan oleh anggota dewan yang terhormat, Apalah gunanya janji jika tidak untuk di ingkari, sama seperti apalah gunanya larangan, jika bukan untuk dilanggar.

Negara akhirnya punya kesibukan dan kesibukan itu namanya "bernegara" seperti yang di sampaikan Iwan Simatupang. Media semakin hari juga semakin bersemangat untuk mengekspose kemiskinan di negeri kita ini, tapi apa yang mampu mereka perbuat selain menjadikan mereka sebagai komoditas belaka. Sebagai sarana menaikkan rating dan mencari simpati pemirsa tanpa ada tindakan yang nyata untuk menjadi jembatan antara yang tidak tahu dengan yang sok tahu. Alhasil semua akan menjadikan kesengsaraan orang-orang kelas bawah (seperti saya ini) sebagai sumber mereka dalam mencari nafkah dan memperkaya diri sendiri yang semakin hari semakin haus akan kekayaan dan selalu merasa kurang.


Rakyat akan merasa semakin dibingungkan dengan apa yang akan diperbuat untuk menentukan siapa yang pantas di idolakan sebagai pembelanya. Tak jarang yang justru memilih masa bodoh dengan semua itu, sehingga dengan mudahnya menerima hadirnya politik uang yang di tawarkan para caleg kaya. Antara memilih dan tidak memilih toh ya begini-begini aja.... atau mungkin memilih caleg yang bisa menghibur layaknya Indonesian Idol, yang dibanjiri artis yang siap memanjakan rakyat dan meramaikan pentas politik dengan lantunan lagu ataupun dengan kemolekan tubuhnya. Semoga mereka dapat memainkan perannya sebagai penghibur rakyat yang kian hari kian susah dan bosan dengan permainan yang stagnan.

sumber gambar : Harian KOMPAS
 

LELUCON AMERIKA

Sekelompok anak sedang menonton seorang tentara Spesialis Wilmer Bolivar Skuadron ke-4 Resimen Kavaleri Ke-2 Angkatan Darat AS saat patroli di sebuah desa dekat Kandahar, Afganistan, merupakan hiburan bagi mereka. Generasi baru yang tidak takut terhadap orang-orang kafir yang menjadi sumber kekacauan kehidupan umat manusia.  

Boneka yang selalu menciptakan fitnah bagi kehidupan  umat manusia.  

Mereka menganggap tingkah laku tentara tersebut layaknya badut yang sangat menggemaskan, dengan canda ria tanpa adanya takut sedikitpun karena didalam jiwanya sudah terpatri semangat Jihad Fisabilillah.


sumber gambar : Harian KOMPAS, selasa 11 maret 2014
 

ANTARA WAHABI, SALAFY DAN AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH

Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya diantara ummatku ada orang-orang yang membaca Alquran tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762)

Ada beberapa kelompok di dalam Agama Islam, salahsatu diantaranya adalah kelompok Wahabi yang menegakkan ajaran Islam sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Akan tetapi beberapa kelompok diantara mereka sedikit banyak ada yang menimbulkan keresahan pada masyarakat karena dengan mudahnya mengkafirkan saudaranya karena berbeda faham. Sehingga tak jarang kita melihat saudara kita memberikan label bahwa Wahabi selalu berkonotasi Aliran sesat. Apakah demikian halnya?......


illustrasi : Aji Prasetyo

FPI membagi Wahabi  menjadi tiga golongan ;


  1. WAHABI TAKFIRI yaitu Wahabi yang mengkafirkan semua muslim yang tidak sepaham dengan mereka, juga menghalalkan darah sesama muslim, lalu bersikap MUJASSIM yaitu mensifatkan Allah SWT dengan sifat-sifat makhluq, dan dari berbagai keyakinan yang sudah menyimpang dari USHULUDDIN yang disepakati semua MADZHAB ISLAM. 
  2. WAHABI KHAWARIJ yaitu yang tidak berkeyakinan seperti Takfiri, tapi melakukan penghinaan/penistaan/pelecehan secara terbuka baik lisan mau pun tulisan terhadap para Ahlul Bait Nabi SAW seperti Ali RA, Fathimah RA, Al-Hasan RA dan Al-Husein RA mau pun ‘Itrah/Dzuriyahnya.  
  3. WAHABI MU’TADIL yaitu mereka yang tidak berkeyakinan Takfiri dan tidak bersikap Khawarij, maka mereka termasuk MADZHAB ISLAM yang wajib dihormati dan dihargai serta disikapi dengan DA’WAH dan DIALOG dalam suasana persaudaraan Islam. 
Kita juga mengenal istilah salaf, artinya adalah kaum yg terdahulu, salaf adalah istilah bagi Ulama yg terdahulu di masa setelah Tabi’ Tabiin, namun kaum  Tafkiri dan Khawarij tak jarang menamakan dirinya salafy, padahal mereka tak mengikuti ajaran ulama salaf yg terkenal berbudi luhur, ahli ibadah, ahli ilmu syariah. mereka ini muncul di akhir akhir ini dan mengaku salaf. 


Firman Allah swt., “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. 49 : 6)
Da’wah Salafiyah adalah pelopor gerakan-gerakan ishlah (reformasi) yang muncul menjelang masa-masa kemunduran dan kebekuan pemikiran di dunia islam. Da’wah salafiyah ini menyerukan agar aqidah Islam dikembalikan kepada asalnya yang murni, dan menekankan pada pemurnian arti tauhid dari syirik dengan segala manifestasinya. Sebagian orang ada yang menyebut da’wah ini dengan Wahabi, karena dinisbatkan kepada nama pendirinya, yaitu Muhammad bin Abdul Wahab (1115 – 1206 H / 1703 – 1791 M).
Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah seorang ulama yang sangat tegas dan lantang dalam menyerukan tauhid. Ia seorang ulama yang karismatik dan disegani sehingga mampu menda’wahi para penguasa untuk kemudian bekerja sama menghancurkan berbagai kemusyrikan yang ada di masyarakat, seperti dengan penguasa Uyainah yang bernama Utsman bin Muammar atau dengan Pangeran Muhammad bin Su’ud sebagai pengusa Dir’iyah yang kemudian diteruskan oleh putranya yang bernama Pangeran Abdul Aziz bin Muhammad bin Su’ud hingga Syeikh meninggal dunia.
Di antara prinsip-prinsip Da’wah Salafiyah :
  1. Pendiri da’wah ini, dalam studi-studinya adalah bermadzhab Hambali.
  2. Menekankan untuk senantiasa merujuk kepada Al Qur’an dan As Sunnah dalam permasalahan aqidah.
  3. Berpegang teguh dengan Manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
  4. Menyerukan kepada pemurnian arti tauhid.
  5. Menetapkan tauhid asma dan sifat-sifat Allah tanpa tamtsil (perumpamaan), takyif (pencocokan) dan ta’wail (interpretasi).
  6. Menentang segala bentuk bid’ah dan khurafat.
  7. Menentang segala bentuk ungkapan, petualangan tarekat sufistik yang dimasukan kedalam agama yang tak pernah ada sebelumnya.
  8. Melarang berkata-kata tentang Allah tanpa ilmu, berdasarkan firman Allah : “(Mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui.” (QS. Al A’raf : 33)
  9. Segala bentuk yang didiamkan oleh hukum syara’ adalah dimaafkan. Tak ada seorangpun yang berhak mengharamkan, mewajibkan atau memakruhkan berdasarkan firman Allah, “Janganlah kamu menanyakan hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu, dan jika kamu menanyakan di waktu Al Qur’an itu sedang diturunkan, nisacaya akan diterangkan kepadamu. Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Maidah : 101)
Sebagai da’wah yang memegang teguh prinsip-prinsip aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, maka Da’wah Salafiyah tidak mengkafirkan seorang pun dari kaum muslimin kecuali apabila orang itu melakukan perbuatan yang membatalkan keislamannya, 
Sabda Rasulullah saw : “Barangsiapa yang berkata kepada saudaranya (muslim) : Wahai kafir, maka pengkafiran ini akan kembali kepada salah satu dari keduanya, jika dia benar dalam pengkafirannya (maka tidak mengapa), tapi jika tidak maka ucapan itu akan kembali kepadanya” [HR Al-Bukhari)
Jadi prinsip Da’wah Salafiyah terhadap orang islam secara umum—walau ia melakukan dosa besar sekalipun, adalah tetap menganggap menghargai keislaman mereka apalagi terhadap orang-orang mulia.
Mereka adalah para ulama dan imam besar umat ini yang karya-karyanya justru dijadikan sebagai rujukan dan referensi oleh orang-orang salafi. Imam Bukhori dengan karyanya, “Shohihul Bukhori”. Imam Nawawi dengan karyanya, “Shohih Muslim bi Syarhin Nawawi”. Ibnu Hajar dengan karya terbesarnya,”Fathul Bari Syarh Shohihil Bukhori”
Wallahu A’lam
Sumber
http://fpi.or.id/
http://www.eramuslim.com/
 

Sekelompok Ilmuwan Mengklaim Telah Menemukan Letak Terompet Malaikat Isrofil


Sekitar enam tahun silam sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman melakukan observasi terhadap alam semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya ini sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta berbentuk bulat bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar saja. Menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA yang bernama “Wilkinson Microwave Anisotropy Prob” (WMAP), mereka mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan karena menurut hasil penelitian tersebut alam semesta ini ternyata berbentuk seperti terompet.

Di mana pada bagian ujung belakang terompet (baca alam semesta) merupakan alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable) (lihat gambar bentuk alam semesta dibawah).

Bentuk Alam Semesta


 Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati. Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda : “Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah. Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?” Jawab Rasulullah : “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya : “Bagaimana besarnya?” Jawab Rasulullah : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”

 Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat Isrofil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuk laksana tanduk mengingatkan kita pada terompet orang – orang jaman dahulu yang terbuat dari tanduk. Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang meliputi/mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak nyata/ghoib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan kata lain, bulatan terompet malaikat Isrofil itu melingkar membentang dari alam nyata hingga alam ghoib.

 Jika keshohihan hadits di atas bisa dibuktikan dan data yang diperoleh lewat WMAP akurat dan bisa dipertanggungjawabkan maka bisa dipastikan bahwa kita ini bak rama – rama yang hidup di tengah – tengah kaldera gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja. Dan Allah telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Isrofil itu dalam surah An Naml ayat 87 : “Dan pada hari ketika terompet di tiup, maka terkejutlah semua yang di langit dan semua yang di bumi kecuali mereka yang di kehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadapNya dengan merendahkan diri.” Makhluk langit saja bisa terkejut apalagi makhluk bumi yang notabene jauh lebih lemah dan lebih kecil.

Pada sambungan hadits di atas ada sedikit preview tentang seperti apa keterkejutan dan ketakutan makhluk bumi kelak. “Pada saat tergoncangnya bumi, manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya, yang menyusui lupa pada bayinya, anak – anak jadi beruban dan setan – setan berlarian.” Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, jika terompetnya saja sebesar itu, konon pula si peniupnya dan konon lagi sang penciptanya? Allahu Akbar!

sumber : http://unik-aneh-langka.blogspot.com/
 

PENAFSIRAN LAKON RT NOL RW NOL Karya Iwan Simatupang


Oleh : Ngatemin Rosok

Sumber gambar : Harian Jogja

Harapan dari segelintir orang yang dapat dikatakan kelas bawah, jangankan sebuah rumah yang layak huni apalagi kendaraan yang sering disebut-sebut orang golongan atas sebagai mobil mewah, harapan untuk memiliki KTP atau sebuah pengakuan bahwa dirinya merupakan masyarakat yang memiliki status, dirasa sangat sulit apalagi jika tempat tinggalnya di bawah kolong jembatan, yang disebut Iwan Simatupang sebagai RT 0, RW 0. Keinginan untuk hidup layak, punya status kependudukan seperti masyarakat pada umumnya. Untuk makan sehari-hari kadang tidak ada, yang ada hanyalah khayalan-khayalan untuk mendapatkan makanan yang enak seperti yang disampaikan oleh Kakek dan Pincang

KAKEK : (Nada Kelakar) Nasi putih sepiring…
PINCANG (Idem) : Sepotong daging rendang, bumbunya kental berminyak-minyak…
KAKEK : Telor balado…
PINCANG : Teh manis panas segelas penuh…
KAKEK : Dan sebagai penutup: sebuah pisang raja…
PINCANG : Warnanya kuning keemas-emasan…

Sebuah kelakar 2 orang gelandangan si Kakek yang seorang mantan kelasi (ABK) bersama si Pincang yang berangan-angan menjadi pengarang, ketika si Ani dan adiknya Ina yang seorang PSK akan berangkat bertugas dengan harapan sepulang bertugas Ani dapat membawakan makanan itu untuk mereka. Begitulah untuk hanya sekedar mendapatkan makanan dia rela untuk melakukan apa saja.
ANI (Selesai Mengenakan Bajunya) : Ya, tuan-tuan. Semuanya itu akan kami nikmati malam ini. Cara apapun akan kami jalani, asal kami dapat memakannya malam ini. Ya, malam ini juga!

Berbeda dengan si Kakek yang hanya terus-terusan berkhayal tentang makanan itu dan masa kecilnya yang dimanja.

KAKEK  : Kini, kau dengar baik-baik. Puntung rokokmu yang kuhisap tadi siang, itu bisa aku lupa. Tapi, bagaimana aku bisa melupakan nasi panas, daging rendang, telor, pisang raja? Tidak bisa, nak. Sama seperti tidak bisanya aku melupakan ranjang kanak-kanakku dulu; melupakan bubur merahputih yang sangat kusukai, bila ibuku menyuguhkannya padaku sehabis aku sakit parah; melupakan uap sanggul ibuku sehabis mandi, kemudian melenakan aku tidur dengan cerita-cerita wayang, tentang Gatotkaca yang perkasa, tentang Dewi Sinta, tentang…

Berkhayal tentang keindahan masa lalu yang seakan-akan selalu dirasakan sampai saat tuanya, walaupun dalam keadaan sebagai seorang gelandangan sebagai pengantar tidurnya, sekalipun ia diingatkan untuk berhenti berkhayal tetap menolaknya.

KAKEK (Tertawa, Sambil Menekan Kuapnya) : Ah, tidak. Aku seolah kembali merasakan kantukku yang dulu, ketika ibuku melenakan aku tidur itu. Kenangan, inilah sebenarnya yang membuat kita sengsara berlarut-larut. Kenanganlah yang senantiasa membuat kita menemukan diri kita dalam bentuk runtuhan-runtuhan. Kenanganlah yang jadi beton dari kecongkakan diri kita, yang sering salah diberi nama oleh masyarakat, dan oleh diri kita sendiri, sebagai: harga diri. Kini, aku bertanya kepadamu, nak: Di manakah lagi harga diri di kolong jembatan ini?

Sebuah pertanyaan yang sangat mendalam yang ditujukan kepada si Pincang, Namun bukan sekedar itu yang dimaksud Iwan Simatupang. Sebuah awalan yang mengajak kita sebagai penikmat untuk introspeksi diri, jauh melihat jati diri kita. Apakah kita akan terlena oleh sebuah kebanggaan masa lalu kita?.... Kesombongan yang selalu menyertai diri kita, atau gengsi yang menjadi kebanggaan kita, yang membawa diri kita lupa bahwa diri kita adalah makhluk yang hina di hadapan Tuhan. Mampukah diri kita untuk merendahkan diri serendah-rendahnya dalam do’a kita, dalam sujud kita, ataukah kecongkakan yang kita tunjukkan pada Dzat yang memiliki segalanya?.... Di satu sisi ketika kita dihadapkan pada kenyataan hidup, dengan kesombongan kita tidak akan mampu menghadapi realita, terlalu berangan-angan tinggi sehingga tidak ada yang mampu dikerjakan.

PINCANG : Semua persoalan ini tak bakal ada, bila kita bekerja, punya cukup kesibukan. Semua kenangan, harga diri, yang Kakek sebutkan tadi, adalah justru masalah yang hanya ada bagi jenis manusia-manusia seperti kita ini: tubuh, yang kurang dapat kita manfaatkan sebagaimana mestinya, dan waktu lowong kita bergerobak-gerobak.

Jika sudah demikian, kita enggan untuk bekerja dalam arti yang sebenarnya. Dalam artian ketika kita mendapat upah atau keuntungan benar-benar dari usaha kita berpikir, peras keringat, banting tulang, bukan dari hasil mengemis. Jika si Pincang mengemis memakai batok kotor yang di tengadahkan, itu hanya sarana untuk masyarakat kelas bawah, untuk masyarakat kelas atas mungkin peci, dasi, kursi atau jas/safari bisa juga sebagai sarana. Masyarakat memiliki penilaian tersendiri tentang itu. Kecenderungan masyarakat akan menilia dari sisi luarnya sehingga kita gampang untuk membedakan antara pengemis kelas atas atau pengemis kelas bawah. Masyarakat kelas bawah akan sulit untuk mendapat pekerjaan karena penilaian sisi luar tersebut.

PINCANG : Tampang kita saja sudah cukup membuat mereka curiga. Habis, tampang bagaimana lagikah yang dapat kita perlihatkan kepada mereka, selain tampang kita yang ini-ini juga? Bahwa tampang kita tampaknya kurang menguntungkan, kurang segar, kurang berdarah, salah kitakah ini? Bahwa dari tubuh dan pakaian kita menyusup uap yang pesing, uap dari air kali yang butek di kolong jembatan ini, salah kitakah ini?

Jika sudah demikian halnya kecenderungan kita adalah menyerah......... Kembali lagi pada angan-angan yang tinggi, menerawang jauh tanpa ada tindakan berarti.

PINCANG: Dunia gelandangan adalah suatu lingkaran setan, Kek, yang tiap hari tampaknya kian keker, kian angker juga. Satu-satunya lagi yang masih bisa menolong kita, hanyalah kebetulan dan nasib baik saja.
KAKEK : Menanti-nantikan datangnya kebetulan bernasib baik itulah yang sebenarnya kita lakukan tiap hari di kolong jembatan ini.

Jika yang diharapkan hanyalah sebuah kebetulan dan nasib baik, apalah bedanya diri kita dengan gelandangan. Mengharap belas kasihan orang lain. Jika kita menyadari hal itu masih berselerakah kita untuk memakan makanan yang enak, jika makanan itu merupakan belas kasihan dari orang lain? Atau pemberian dari seorang sahabat yang akan meninggalkan kita? Seperti si Kakek yang menerima nasi rames dari Bopeng yang akan meninggalkannya.

KAKEK (Menunjuk Bopeng) : Dia ini tadi diterima sebagai kelasi kapal. Sudah lama dia melamar, tapi baru hari ini rupanya berhasil. Dan tadi, dia menerima persekot. Artinya, sebagian pembayaran dimuka. Itu lazim di kapal. Dan (Menelan Ludahnya) dari uang persekotnya itu, dibelikannya kami rames-rames ini. (Hampir Menangis) Jelaskah sudah soalnya bagi kau?

KAKEK BERDIRI TERHUYUNG-HUYUNG. NASI RAMESNYA TAK DAPAT DIMAKANNYA TERUS. KERONGKONGANNYA SERASA TERSUMBAT. DIBUNGKUSNYA KEMBALI NASI ITU, LALU PERGI MENJAUH KESEBELAH YANG LEBIH GELAPAN DARI KOLONG JEMBATAN.

Mendapatkan sebuah pekerjaan bukanlah sesuatu penyelesaian akhir dari “Gelandangan”, masalah demi masalah akan selalu kita terima yang pada akhirnya menentukan kedewasaan kita dalam bertindak dan memutuskan segala sesuatu. Bahkan sebelum bekerja Bopeng bermaksud menolong Ati seorang pengantin baru yang ditipu suaminya dan di tinggalkannya di kapal, ingin ikut Bopeng kemanapun dia berlayar.

Disinilah dibutuhkan sebuah ketegasan dalam bertindak. Jika rasa belas kasihan terus menerus ada pada dirinya tentulah Bopeng akan membawa Ati berlayar dengan resiko jika ketahuan dia akan dipecat. Bopeng tidak menginginkan itu, seperti halnya kita, jika kita selalu berpikir belas kasihan pada orang lain yang berkaitan dengan pekerjaan kita, rasanya bukan pada tempatnya.

Coba kita bayangkan jika seorang tentara sangat besar rasa belas kasihannya dalam berperang, sama halnya dengan bunuh diri. Atau seorang Hakim untuk memutus perkara berdasar rasa belas kasihan, mungkin Anggelina Sondakh akan di vonis bebas oleh Pak Artijo Alkostar, akan tetapi bukan pengurangan vonis tapi melipatgandakan vonis berdasar hukum yang berlaku.

Sebuah prinsip Bopeng dalam memegang teguh aturan secara Profesional sebagai seorang kelasi. Atau jika tidak akan kembali menjadi seorang pengkhayal atau “Gelandangan”

BOPENG (Menggeleng-Gelengkan Kepalanya) : Orang yang dalam hidupnya telah sekian lama menjadi manusia gelandangan seperti aku ini, taklah semudah itu menginginkan kembalinya ia kedunia gelandangannya itu apabila ia sekali telah sempat berhasil meninggalkannya. Kau tak tahu, apa artinya gelandangan.

Keberhasilan orang lain mungkin merupakan sebuah Inspirasi sekaligus motivasi bagi kita untuk bangkit dengan berprinsip “Jika orang lain bisa, saya pasti bisa”, dengan demikian muncul semangat pada diri untuk memaksimalkan ide yang selama ini terbelenggu. Dengan kesuksesan ada kalanya orang juga bisa lupa diri, terjerumus ke hal-hal maksiat dan tidak mau menerima saran atau sindiran orang lain, sehingga sebuah kesuksesan tidak mungkin tanpa adanya bantuan dari orang lain.

Sebagai seorang sahabat Pincang tidak membiarkan Bopeng salah dalam melangkah sekalipun harus berkelahi dengannya.

PINCANG : Kalau maksudmu, bahwa gara-gara ucapanku yang barusan kita terpaksa berkelahi, ya apa boleh buat: Ayo berkelahi! Aku mungkin dapat kau kalahkan. Kau kekar, cocok memang untuk kelasi. Mungkin kau akan dapat membunuh aku, dan tubuhku nanti kau benamkan dalam lumpur sana. Tapi, untuk kali yang paling terakhir, dan demi martabatmu sendiri sebagai seorang jantan, aku minta pada kau:

(Berteriak) Berterusteranglah kepada wanita cilik yang sedang dirundung malang ini! Ayo ceritakan, dengan terbitnya matahari esok pagi, apa yang akan kau lakukan sesungguhnya? Apa rencanamu yang sebenarnya dengan dia ini? Ayo, berkatalah terus terang kepadanya. Jangan dirikan bangunan-bangunan harapan kosong baginya, sebab demi Allah! Tiada dosa yang paling besar dari itu yang dapat kau lakukan terhadapnya.

BOPENG TERPESONA, DAN KAGUM, ATAS LAKU YANG TAK DIDUGANYA DARI PINCANG INI. IA TERDIAM, DAN TERUS SAJA DUDUK DI TEMPATNYA.

Untuk memberikan saran kepada orang lain mungkin bagi kita mudah, akan tetapi kita sering lupa apakah kita sudah bisa memberikan saran buat diri kita sendiri. Sudahkah kita introspeksi diri.

PINCANG : Apakah Adik tak bisa berbuat apa-apa sedikit dengan rasa harga diri Adik yang luber itu, dan tidak begitu keberatan terhadap usul saya, agar sebaiknya Adik pulang saja kesaudara Adik di kampung?
ATI (Menghapus Airmatanya) : Kalaulah aku boleh bertanya: Abang sendiri, ya kalian semuanya yang di sini, mengapa kalian tak pulang saja kekampung kalian?
PINCANG TERDIAM. LAMA IA BERTUKAR PANDANGAN DENGAN BOPENG.
BOPENG (Merenung) : Yah, mengapa kita sendiri tak pulang saja kekampung kita masing-masing?


Kesuksesan Bopeng rupanya juga dibarengi dengan Ani dan adiknya Ina, walaupun harus menikah dengan lelaki tua langganannya. Itu berarti akan bertambah lagi orang yang akan meninggalkan si Kakek. Walaupun dibawakan nasi rames kesukaanya terasa enggan Kakek untuk memakannya. Kenapa orang selalu memikirkan diri sendiri, tidak mau berpikir terhadap apa yang akan terjadi pada orang lain. Seakan-akan ego yang selalu membelenggu seseorang yang disebut “Gelandangan”

KAKEK : Kelengangan disebabkan perpisahan, terkadang lebih parah dari kematian sendiri. Mengapa pula kita, manusia-manusia gelandangan, berbuat seolah tak mengerti hal itu?

Bukan masalah bagi Ani dan Ina menikah dengan siapapun karena dengan demikian mereka segera memiliki status dan ber-KTP, walaupun lelaki yang menjadi suaminya belum tentu mereka cintai. Sebuah KTP atau pengakuan yang selalu didambakan bukan hanya seorang PSK tapi kita sebagai manusia selalu menginginkan keberadaan kita diakui oleh orang lain. Siapakah diri kita yang selalu kita cari dari kecil yang sering kita mengistilahkannya dengan “JATI DIRI”

INA : Dan aku sangat gembira atas putusan Kak Ani itu. Biar dengan babah gemuk gituan sekalipun, entah memang dia licik, entah Kak Ani yang kurang seksama dalam pertimbangannya, tapi setidaknya mulai sekarang Kak Ani mempunyai kedudukan tetap, punya alamat tetap, ya… (Menangis) punya kartu penduduk tetap!

HENING. SEMUANYA TERKESAN DAN TERHARU.

Iwan Simatupang menegaskan sekali lagi pada kita tentang sebuah harapan dari angan-angan kosong. Bahwa kesemuanya itu tiada artinya dan hanya menyeret kita pada lembah-lembah kenistaan, menjadi golongan orang orang yang tidak berguna, mencambuk kita untuk bangkit dari keterpurukan kita yang mungkin kita kurang menyadarinya.

Iwan simatupang menyampaikan pada dialog yang di sampaikan Ina kepada Pincang yang dicintai sebagai kalimat perpisahannya. Ibarat cambuk yang di hantamkan Kusir delman kepada kudanya. Semakin keras cambukan semakin kencang lari kudanya, walaupun mungkin kuda tersebut merasa kesakitan.


INA : Abang selama ini telah banyak bercerita padaku tentang masa depan, tentang cita-cita dan bahagia. Tapi, aku sedikitpun tak ada melihat, bahwa Abang sungguh-sungguh ingin menebus kata-kata itu dengan perbuatan. Terus terang saja, Bang, aku memang selalu mengagumi ucapan-ucapan Abang. Sungguh dalam-dalam maknanya! Dan kata-kata, dengan mana Abang mengatakannya sungguh lain dari yang lain. 

Bermalam-malam aku, tergolek di samping Abang (Suara Batuk-Batuk Kakek), melanturkan angan-anganku menerawang entah kemana: Ah, sekiranya betullah semua yang diucapkan laki-laki pujaanku ini, aku pastilah jadi wanita yang paling bahagia di dunia ini.

Tapi, dengan hati yang pedih aku dari hari kehari melihat, dan mengalami, bahwa semua ucapan Abang itu bakal tetap tinggal cuma kata-kata saja. Aku melihat pada diri Abang semacam kejanggalan laku dan sikap untuk berbuat, untuk bertindak. Abang gamang berbuat sesuatu. Abang adalah manusia khayal dan kata-kata semata, dan asing sekali di bumi dari otot-otot, debu, deru dan keringat berkucuran. Semula masih ada harapanku diam-diam, bahwa Abang pada suatu hari akan mengungkapkan diri Abang sebagai seorang pengarang. 

Tapi, alangkah kecewanya aku melihat, betapa Abang telah menghambur-hamburkan kerangka karangan-karangan Abang itu dalam percakapan-percakapan kecil tentang kisah-kisah kecil yang menjemukan di kolong jembatan ini. Ya, kolong jembatan ini telah membunuh dan mengubur tokoh pengarang pada diri Abang itu. 

Dan aku, gelandangan biasa saja, yang diburu oleh sekian kekurangan dan kenangan buruk di masa yang lampau, aku tak mampu lagi mencernakan kata-kata Abang itu sebagaimana mestinya. Walhasil, bagiku Abang adalah seorang aneh, tak lebih dan tak kurang dari seorang parasit…

Dan bila aku tadi menerima lamaran bang becak itu, maka itu berarti, bahwa belum tentu aku mencintainya; itu berarti, bahwa pada hakekatnya aku masih tetap pengagum kata-katamu yang dalam-dalam maknanya itu. Tapi juga, Bang, bahwa aku lebih gandrung akan kepastian, kenyataan dan kejelasan. 

Bukannya aku tak sadar, apa dan bagaimana nasib seorang isteri dari seorang bang becak. Mungkin aku bukan isterinya satu-satunya. Mungkin aku akan berhari-hari tak melihat dia, tak menerima uang belanja. Mungkin tak lama lagi aku bakal jadi perawat dia yang sudah teruk dan tak kuat lagi menarik becaknya, batuk-batuk darah. 

Tapi, itu semuanya rela kuterima, Bang, demi – dapatnya aku memiliki sebuah kartu penduduk! (Menangis) Kartu penduduk, yang bagiku berarti: berakhirnya segala yang tak pasti. Berakhirnya rasa takut dan dikejar-kejar seolah setiap saat polisi datang untuk merazia kita, membawa kita dengan truk-truk terbuka keneraka-neraka terbuka yang di koran-koran disebut sebagai “taman-taman latihan kerja untuk kaum tuna karya”. 

Gambar kita di atas truk terbuka itu dimuat besar-besar di koran. Tapi, kemudian koran-koran bungkem saja mengenai penghinaan-penghinaan yang kita terima di sana. Kemudian kita dengan sendirinya berusaha dapat lari dari sana, untuk kemudian terdampar lagi di tempat-tempat seperti ini. Tidak, Bang! Mulai sekarang, aku mengharapkan tidurku bisa nyenyak, tak lagi sebentar-sebentar terkejut bangun, basah kuyup oleh keringat dingin.

Dialog yang lumayan panjang. Jika kita benar2 terbawa pada alur cerita dari awal disinilah kita temukan Roh dari RT 0 RW 0. Ungkapan Iwan Simatupang yang di mandatkan pada Ina tersebut sebenarnya merupakan pengulangan dari dialog yang sudah disampaikan aktor lain sebelumnya, akan tetapi dengan pengulangan itulah kita bisa semakin mantap dalam menghayati makna dari “nasi rames” yang tak pernah mereka nikmati atau “KTP” yang selalu mereka damba-dambakan, begitu mendapatkan suatu kesempatan segera mereka raih kesempatan itu demi sebuah kesuksesan dan jati diri.

Dengan demikian seseorang yang sudah terjerumus ke dunia “Gelandangan” dan berhasil keluar, tak akan pernah menginginkan seorangpun untuk menjadi seperti dirinya. Sebuah pesan moral yang sarat makna bahwa jika kita meraih kesuksesan, apa yang bisa kita perbuat dengan kesuksesan kita terhadap orang lain?.. Diamkah diri kita melihat sekian banyak orang yang belum bisa meraih kesuksesan jungkir-balik serta pontang-panting kesana kemari bahkan tak jarang yang salah jalan dan terjerumus di lembah kegelapan?

INA : Dan akhirnya, kau Dik! Maafkan, bila aku tadi ada melukai hatimu. Kalaulah boleh aku memberi hanya satu nasehat saja padamu: Pandanglah kami satu persatu yang di sini ini. Kemudian, pandanglah keadaan yang dapat disajikan kolong jembatan ini.

Dik, besok pagi, pulanglah lempang-lempang kekampungmu. (Dibukanya Sapu Tangannya) Nih, ambillah semua uangku ini. Kukira, sekedar untuk ongkos pulangmu dan bekal di jalan, cukup jugalah. (Ati Menerimanya) Pulanglah, dik, segera! Jangan sempat kau menghirup iklim gelandangan ini. Sekali kau menghirupnya, kau tak dapat lagi melepaskan dirimu dari lilitan-lilitan guritanya.

BOPENG (Tersadar) : Ya, dan agar benar-benar terjamin kau pulang menuju kampungmu, maka pada si Pincang kuminta supaya suka mengantarmu sampai di sana. Ongkos buat dia, pulang pergi, biarlah aku yang tanggung. (Mengambil Uang Dari Sakunya, Diberinya Pada Si Pincang) Nih, sisa persekotku tadi. (Tertawa) Biarlah, aku toh tak butuh apa-apa lagi. Di kapal, aku tak perlu uang.

Semua Agama selalu mengajarkan tentang kebaikan terlebih ajaran untuk mengasihi sesama. Kesuksesan yang besar tidak akan mungkin terlepas dari apa yang telah diberikan seseorang kepada orang lain baik secara materi ataupun immateri.

Orang yang sukses di dalam hidupnya tak terlepas seberapa banyak Sedekah yang telah ia berikan pada orang lain tanpa adanya pamrih dibalik semua itu.

Kita dituntut untuk sadar diri ketika sudah diatas kita tidak sepantasnya untuk lupa bahwasanya masih banyak saudara-saudara kita yang berada di bawah, Apa yang mereka mampu lakukan buat Pincang yang belum mendapatkan apa yang diinginkannya dan masih berasyik-asyik dengan ke”gelandangan”nya?

KAKEK : Alaa, masih ingat kau kata-kata Ina tadi untuk kau? Nah, kukira sudah tiba saatnya bagimu kini, terlebih pada usiamu yang begini, untuk mencamkannya baik-baik. Jangan bingungkan dirimu lebih lama lagi dalam kerangka-kerangka kata-katamu yang mengawang itu. Mulai sekarang, rebut! Dan reguklah! Kesempatan segera ia nongol di hadapanmu.

Berbuatlah! Bertindaklah! Bukankah begitu kata Ina tadi? Jadi, besok pagi, subuh, kau bersama dia ini kestasiun kereta api. Antar dia baik-baik sampai di rumah orang tuanya. Selebihnya, mainkanlah perananmu sebaik-baiknya, seperti yang telah kita goreskan tadi.

Kalau kau belum apa-apa bakal ditendang oleh bakal mertuamu dari sana, maka benar-benar patokkanlah sejak itu dalam kepalamu: Nasibmu, kawan, untuk selama-lamanya bakal runyam! Dan ini adalah sebagian besar karena salahmu sendiri. Malaikat-malaikatpun kukira takkan dapat lagi menolongmu.

PINCANG NAMPAK BINGUNG OLEH KATA KAKEK TADI. TAMPAKNYA IA INGIN MERONTA, TAPI LAMBAT LAUN KATA-KATA KAKEK ITU MERESAP JUGA KEDALAM SANUBARINYA.

Sebuah keputusan yang sulit yang harus diambil Pincang yang akhirnya bersedia mengabdikan diri sebagai buruh tani didesa, setelah hatinya hancur setelah Ina, wanita yang dicintai meninggalkan dirinya demi mendapatkan KTP rela menikah dengan Tukang Becak langganannya.

KAKEK (Setelah Lama Hening) : Kukira, malam ini kita semuanya terlalu penuh dengan perasaan kita masing-masing, sehingga pastilah kita tidak mungkin akan dapat tidur. Tapi, baik jugalah bila kita namun bisa istirahat. Malam telah larut juga, sedang matahari besok pagi sudah mengantar beberapa dari kita ketempat yang jauh-jauh. Bahkan, ada yang harus berlayar.

Mari kita mengumpul tenaga, agar langkah-langkah yang bakal kita ambil besok tidak terhuyung-huyung, tapi tegap-tegap dan tepat pada tempatnya. (Menguap Panjang) Selamat beristirahat!

(Menjentik Bopeng Di Lengannya) Sstt, biarkan mereka. Kita kesana saja… (Menunjuk Dengan Wajahnya Kepojok Kolong Jembatan Sebelah Sana)

BOPENG (Mengerti Tertawa)
Oh, ya. Eh, mengapa aku begitu bodoh.

ATI MALU-MALU TERSIPU. MALU-MALU KUCING. TIBA-TIBA PINCANG TEGAK LURUS, SIKAPNYA SEPERTI MAU BERONTAK.

Olok-olok yang ditujukan kepada Pincang untuk berduaan dengan Ati. Untuk sekiankalinya Iwan Simatupang ingin menyajikan sebuah tuntunan yang tidak hanya sekedar tontonan yang membosankan, selingan humor yang berkelas yang dapat memojokkan diri kita ataupun kritik terhadap pemerintah menjadikan suasana yang menyegarkan, demi mengurangi kekurang mampuan nalar maupun rasa kita dalam mencerna muatan-muatan filosofi naskah ini.

Kembali beliau melakukan penguatan-penguatan terhadap intisari RT 0 RW 0. Sebuah benang merah yang dapat ditarik bagi yang bisa masuk pada dimensi Kesenimanan Iwan Simatupang atau bahkan yang hanya paham dari sisi luarnya saja.

PINCANG (Suaranya Meninggi) : Baik! Bila benarlah kalian mengkhendaki aku memulai hidup baru, seperti anjuran kalian tadi, demi Tuhan! Mengapa kalian tak memperbolehkan aku memulainya dengan baik?

PINCANG : Ya, aku telah bertekad ingin memulai segala-galanya dengan benar-benar suci bersih. Aku besok mengantarnya kesana dengan tidak sedikitpun anggapan sebagai calon menantu seperti yang kalian gambarkan tadi. Apa alasanku untuk menganggap begitu saja, bahwa orang tuanya secara otomatis bakal menerima aku sebagai menantunya? Kemungkinan, bahkan hak penuh mereka untuk menolak aku, tetaplah ada dan ada baiknya sejak semula ikut diperhitungkan.

Ya, aku ingin kesana, tapi dengan patokan bermula: aku benar-benar ingin kerja. Kembali kerja! Kembali merasakan keutuhan dan kedaulatan tubuhku di dalam teriknya matahari, dengan kesadaran bahwa butir-butir keringatku yang mengucur itu adalah taruhanku untuk sesuap nasi yang halal. Soal menantu, kawin, cinta… ah, hendaknya aku diperkenankan kiranya tidak dulu mempunyai urusan apa-apa dengan itu semuanya. Kerangka-kerangka yang disebut Ina tadi, ingin kukubur… setidaknya untuk sementara dulu.
Aku ingin mengembalikan seluruh kedirianku kembali kekesegarannya semula, yang dulu… entah telah berapa puluh tahun yang lalu, telah hilang… oleh salahku sendiri. Aku harap, Ati maupun orang tuanya, sudi memandang diriku dalam kerangka persoalan seperti ini, dan tidak menganggap aku di sana sebagai lebih dari itu. Aku datang sebagai pelamar kerja, pelamar keadaan dan kemungkinan hidup yang baik kembali. (Suaranya Turun, Nafasnya Satu-Satu) Sudah tentu, sudah tentu… kalian berhak menolak lamaranku…

Kini tinggallah Kakek yang memiliki pesan terakhir kepada kita dengan menyisakan sebuah pertanyaan besar, Akankah kita mengikuti jejaknya sebagai seorang Kakek yang merasa hidupnya tinggal beberapa saat lagi?... Merasa nyaman dengan kehidupan “Gelandangan” dengan segudang angan yang berjungkiran tanpa mampu berbuat sedikitpun?.. Sebuah dialog yang mengandung ancaman bagi kita yang mengikuti jejaknya

KAKEK : Ah, kau tak tahu apa arti kolong jembatan ini dalam hidupku. Sebagian dari hidupku, kuhabiskan di sini. Memang, dia milik siapa saja yang datang kemari karena rupa-rupanya memang tak dapat berbuat lain lagi. Ia milik manusia-manusia yang terpojok dalam hidupnya. Yang kenangannya berjungkiran, dan tak tahu akan berbuat apa dengan harapan-harapan dan cita-citanya. Yang meleset menangkap irama dari kurun yang sedang berlaku.

(KEMBALI MENGUAP) Pada diriku, semuanya yang kusebut tadi itu terdapat saling  tindih menindih, berlapis-lapis, dan sebagai selaput luarnya yang makin keras. Usiaku yang semakin tua! Semakin tua kita, semakin lamban kita, semakin keluar kita dari rel… dan akhirnya... dari tuna karya, kita jadi tuna hidup. Selanjutnya, tinggallah lagi kita jadi beban bagi kuli-kuli kotapraja yang membawa mayat kita ke RSUP.

Apabila kita mujur sedikit, maka pada saat terakhir mayat dan tulang-tulang kita masih dapat berjasa bagi ilmu urai kedokteran, menjadi pahlawan-pahlawan tak dikenal bagi kemanusiaan.

(MENGUAP) Ah, selamat malam…

Lakon yang menginspirasiku dari seorang gelandangan kini aku mendedikasikan hidupku untuk mengumpulkan sampah yang bisa kujual, tidak menengadahkan tangan dengan batok kotor si Pincang dan Kakek. Kini aku lebih dikenali sebagai seorang Ngatemin Rosok.


Special Thank’s
Teater Hampa Indonesia


 

Q.S AL-ANKABUT 46 - 69

 

SEBUAH PERJUANGAN HIDUP

Namaku Ngatemin, Aku seorang yang mencari sesuatu yang terbuang. Orang menyebutku sebagai tukang rosok. Di daerahku aku di kenal dengan Ngatemin Rosok. Aku belajar segala sesuatu yang kurangkai menjadi sebuah catatan dari yang usang, yang kudapat dari berbagai tempat menjadi sebuah tulisan dari sesuatu yang terbuang itu. Menurut sebagian orang aku merupakan kaum yang hina karena bauku yang selalu akrab dengan sesuatu yang mereka buang. Tempat pembuangan itu merupakan lahanku mencari sesuap nasi untuk keluargaku. Aku hanya berharap kefakiranku ini tidak membawaku pada kekafiran, karena aku selalu ingin menerima sesuatu yang mencerahkanku untuk hidupku dikemudian hari. Aku hanya yakin pada ketentuan Illahi bahwa hidupku akan jauh lebih baik dari hari ini. Karena Allah akan selalu menunjukkan jalan yang benar, dan akan selalu bersama orang-orang yang berbuat baik. وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Q.S Al-´Ankabût 69).
 

MASIH AMANKAH PRIVASI WHATSAPP SETELAH DI AKUISISI FACEBOOK


Seiring pudarnya layanan Facebook,Pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg rela mengeluarkan 19 miliar dollar AS atau sekitar Rp 223 triliun untuk mengakuisisi whatsapp. WhatsApp telah tumbuh menjadi raksasa pesan instan dengan jumlah pengguna aktif bulanan mencapai 450 juta akun. Setiap harinya, server layanan ini mengirim lebih dari 18 miliar pesan, hampir menyamai volume harian SMS yang sebesar 19,5 miliar . Pengamat aplikasi seluler mengungkapkan data nomor telepon dari whatsapp yang mencapai 450 juta nomor dari seluruh dunia dinilai menjadi penyebab mahalnya aplikasi social messaging tersebut.

 "Data itu jumlahnya dua kali lipat penduduk Indonesia lho, dan bisa dipakai untuk apa saja," ungkap pengamat aplikasi seluler Gunarto . Situs Read Write menulis, Facebook kini memiliki akses ke semua data pengguna WhatsApp, seperti nomor telepon, buku alamat, informasi pembayaran, dan sebagainya. Sebelumnya Facebook tidak bisa mengakses informasi tersebut kecuali pengguna menghubungkan buku kontak teleponnya dengan Facebook Messenger, atau memberikan informasi kartu kredit saat berdonasi ke lembaga non-profit.

 Facebook memiliki sejarah mempermainkan privasi pengguna dan mengumpulkan informasi yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Tahun lalu Facebook juga menon-aktifkan privacy setting untuk memperluas jangkauan fitur pencariannya, mengubah privacy policy agar bisa menggunakan nama dan profil foto pengguna untuk keperluan iklan, dan menghadapi tuduhan telah memata-matai data dalam private messages agar bisa menampilkan iklan yang lebih sesuai.

 Kebocoran data juga menjadi isu besar bagi pengguna Facebook. Pada Juni 2013 lalu, Facebook dilaporkan kecolongan sekitar 6 juta data penggunanya. Selain itu, baru-baru ini juga terungkap fakta bahwa NSA (National Security Agency) ternyata memiliki akses langsung ke sistem Facebook dan perusahaan IT besar lain, seperti Google dan Apple. Agen mata-mata pemerintah seperti NSA bisa mengintip atau mengambil data saat dikirim, terlepas WhatsApp dibeli oleh Facebook atau tidak.

Sebenarnya Agen intelijen di seluruh dunia bisa saja mem-bypass kabel optik tanpa meminta persetujuan dari pengguna Internet terlebih dahulu, tak peduli peranti Internet apa yang dipakai.

 Setelah pengumuman akuisisi tersebut, menurut Los Angeles Times, banyak pengguna WhatsApp yang mengancam bakal menghapus akun WhatsApp-nya. Beberapa pengguna mempertanyakan masalah campur tangan Facebook dalam hal privasi. Pengguna juga mengancam akan beralih ke layanan mobile messaging lain, seperti Viber, WeChat, Line, KakaoTalk, dan lain sebagainya, karena dinilai lebih independen. Mereka juga tidak mau jika diharuskan memiliki akun Facebook untuk bisa menggunakan layanan WhatsApp.


 
Zuckerberg sendiri sudah banyak diketahui sebagai anak keturunan dari pasangan keluarga Yahudi-Amerika, Edward dan Karen Zuckerberg. Saat kuliah di Di Harvard, bergabung dengan Alpha Epsilon Pi, sebuah organisasi persaudaraan Yahudi. Masih belum jelas akuisisi tersebut apakah ada hubungannya dengan New World Order yang menjadi tujuan Illuminati yang di motori oleh Yahudi??...

 Di adaptasi dari viva news, merdeka, kompas oleh Ngatemin Rosok
 

SIKAP FPI TERHADAP SINGAPURA TERKAIT KRI USMAN HARUN

KRI Usman-Harun merupakan 1 dari 3 kapal perang tipe F2000 Corvette yang didatangkan Indonesia dari Inggris. Selain KRI Usman-Harun 359, Indonesia juga memberi nama 2 kapal perang lainnya: KRI Bung Tomo 357 dan KRI John Lie 358. Namun, belum lagi dioperasikan oleh TNI Angkatan Laut, Singapura sudah ribut. Negeri jiran itu mengajukan protes karena nama Usman dan Harun mereka nilai bisa menyakiti hati rakyatnya yang menjadi korban peledakan MacDonald House di Orchad Road pada 10 maret 1965 silam. Terkait protes pihak Singapura, Front Pembela Islam (FPI) menegaskan kesiapannya untuk melakukan apapun demi menjaga kehormatan dan kewibawaan bangsa Indonesia. "Siapa pun jangan kata Singapura, Amerika pun akan kita lawan jika dia meremehkan Indonesia dan melemahkan indonesia," kata Wakil Ketua Umum DPP FPI KH A Shabri Lubis saat berbincang dengan Suara Islam Online di Jakarta, Kamis 13 Februari 2014.

  Untuk mempertahankan dan menjaga kehormatan Indonesia, FPI mengaku siap untuk melakukan jihad. "Kami dari FPI siap untuk berjihad demi menjaga kehormatan Indonesia raya," lanjut Shabri. FPI menyarankan supaya Indonesia tidak usah mendengarkan keberatan pihak Singapura. Sebab persoalan pemberian nama KRI adalah urusan dalam negeri Indonesia. Dalam pandangan Indonesia, Usman dan Harun adalah pahlawan. "Kita harus hormati. Keduanya berjasa besar pada negara ini. Kita buat kapal untuk negara kita sendiri. Nggak ada urusan dengan Singapura," lanjutnya. Namun demikian, FPI juga prihatin atas kondisi kepemimpinan bangsa ini yang dinilai terlalu lemah. Sehingga negara sekecil Singapura saja berani meremahkan negara Indonesia yang besar ini. "Ini karena kepemimpinannya lemah. Lemah dalam hal ini baik dalam kancah internasional apalagi dalam negeri. Lemah dalam penerapan hukum, lemah dalam politik dan lainnya. Risikonya seperti itu, oleh negara lainnya diremehkan," pungkasnya. Siapakah Usman-Harun? Usman bin H Ali Hasan dan Harun bin Said bukan orang sembarangan. Keduanya anggota Korps Komando Operasi (KKO), kini disebut ‘Marinir’ berpangkat sersan dua dan kopral. Penyematan nama Usman Harun tak lepas dari bobot pengabdian dan pengorbanan keduanya hingga mendapat gelar pahlawan. Usman Bin Haji Ali alias Djanatin sebagai prajurit pemberani yang menyusup ke Singapura bersama rekannya, Harun alias Tohir Bin Mahdar. Mereka berdua berhasil meletakkan bom di pusat kota Singapura. Harun baru tiga bulan menjadi anggota KKO ketika Presiden RI pertama Soekarno menggelorakan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada 3 Mei 1964. Dwikora digaungkan menyusul pemutusan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia pada 17 September 1963 setelah sehari sebelumnya Inggris membentuk negara federasi Malaysia yang terdiri dari Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Serawak, Brunei, dan Sabah. Soekarno menganggap ini sebagai bentuk neokolonialisme dan dikhawatirkan mengganggu jalannya revolusi Indonesia. Tahun 1965, Harun dan Usman mendapat misi rahasia dari negara: menyusup ke Singapura dan meledakkan bom di jantung negeri itu. Saat itu, Indonesia tengah terlibat konfrontasi dengan Malaysia, dan Singapura masih menjadi bagian negeri jiran. Bersama Usman dan Gani bin Arup, 10 Maret 1965, Harun berhasil menembus pertahanan negeri itu. Target mereka adalah MacDonald House di Jalan Orchad Road. Gedung berlantai 10 ini merupakan kantor Hongkong and Shanghai Bank. Saat itu, hujan turun sangat deras dengan petir yang sambar menyambar. Mereka lalu meletakkan bom di dekat lift. Tujuh menit setelah layanan bank tutup, tepatnya pukul 15.07 waktu setempat, bom meledak menewaskan tiga orang, sedangkan 33 orang terluka parah. Ledakan dahsyat itu merobek pintu lift dan menghancurkan gedung tersebut. Reruntuhan tembok menimpa 150 karyawan bank yang sedang menyelesaikan tugasnya. Meja, kursi dan mesin ketik terpental hingga ke jalan. Setelah menyelesaikan misi, Usman dan Harun berusaha keluar Singapura. Mereka mencoba menumpang kapal-kapal dagang yang hendak meninggalkan Singapura, namun tidak berhasil. Pemerintah Singapura mengerahkan seluruh armadanya untuk memblokade Selat Malaka. Usman dan harun dikepung, hampir tidak ada kesempatan untuk kabur. Kemudian, Usman dan Harun mengambil alih kapal motor. Malang, di tengah laut kapal tersebut mogok. Mereka tidak bisa lari dan ditangkap oleh petugas patroli Singapura. Keduanya dijebloskan ke penjara. Hakim mengganjar mereka dengan hukuman gantung atas kasus pembunuhan, penggunaan bahan peledak, dan melakukan tindakan terorisme. Pemerintah Indonesia mencoba banding dan mengupayakan semua bantuan hukum dan diplomasi. Semua upaya itu buntu karena ditolak Singapura. Akhirnya pada hari Kamis tanggal 17 Oktober 1968, keduanya dikeluarkan dari sel mereka. Dengan tangan terborgol, dua prajurit itu dibawa ke tiang gantung di dalam penjara Changi, Singapura. Tepat pukul 06.00 pagi waktu setempat, keduanya gugur di tiang gantung. Pada hari yang sama Presiden Soeharto langsung memberikan gelar pahlawan nasional bagi keduanya. Sebuah Hercules diterbangkan untuk menjemput jenazah keduanya. Pangkat mereka dinaikkan satu tingkat secara anumerta. Mereka juga mendapat bintang sakti, penghargaan paling tinggi di republik ini. Setelah tiba di Jakarta, ratusan ribu orang mengiringi jenazah mereka dari Kemayoran, Markas Hankam, hingga Taman Makam Pahlawan Kalibata. sumber : http://fpi.or.id/ http://www.suara-islam.com/ http://images.detik.com/ Ngatemin Rosok
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Catatan Terbuang - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger